Azanmenurut ulama fikih ialah lafaz lafaz tertentu yang digunakan untuk Asyhadu anla ilaha illallah (2x),Asy hadu anna muhammadarrasulullah(2x),Hayya alash sholah(2x),Hayya alal falah (2x),Allaahu Akbar(2x),laa ilaha illallah(1x)(Allah Maha Besar,Selain Allah kecil termasuk diri kita sendiri,lenyaplah segala keangkuhan),Aku bersumpah aku
Setelahmengumandangkan adzan dan iqomah, dilanjutkan dengan pembacaan doa berikut ini di telinga sebelah . Hukum mengadzani bayi yang baru lahir adalah sunnah. Untuk itu, tak perlu meletakkan jari di telinga bayi baru lahir pada saat mengazani maupun ikamah. Bacaan Adzan Untuk Bayi Yang Baru Lahir from d265bwk65zoq6.cloudfront.net
Barangsiapayang berdoa "MARHABAN BI HABIBI WA QURROTU 'AINI MUHAMMAD IBNU ABDULLAH" ketika mendengar Muadzin menyebut "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah", kemudian mencium kedua ibu jari dan meletakkannya di kedua mata, maka tidak akan pernah sakit dan tidak menjadi buta. Maulana Syekh Hisyam Kabbani QS Adzan di Borobudur
Ashaduallailahailallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah dalam tulisan arab sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita belajar doa tahiyyat awal atau tasyahud akhir, di situ kita akan mempelajari juga dua kalimat syahadat yang termaktub di dalam bacaan tasyahud awal dan akhir.
AsyhaduAnna Muhammadarrasulullah "Aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah" (٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَة Hayya 'alasshalah "Marilah Shalat" (٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ Hayya 'alalfalaah "Marilah menuju kejayaan" (١x) اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ Allahu akbar Allahu Akbar "Allah Maha Besar" (١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ Laa ilaaha Illallah
buatlah poster yang menggambarkan pelaksanaan tanam paksa di indonesia. PertanyaanAssalamu’alaikum, Ustadz. Apakah broadcast BC berikut landasan haditsnya shahih?Mengapa Ulama Salaf Mengusap Mata Saat AdzanApa Sebabnya Para Ulama Salaf Kita Kalau Mendengar Adzan Sampai Pada Lafazh“Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah,Kemudian Para Ulama Salaf Mencium Kedua Jari JempolnyaDan Mengusapkan Ke Kelopak Mata, Dengan Mengucapkan “Marhaban Bi Habibi Wa Qurrotul Aini”Diceritakan Bahwa Nabi Adam Alaihis SalamHeran Melihat Malaikat Yang Selalu Membuntutinya Dari Belakang,Sehingga Nabi Adam Bertanya Kepada ALLAH“Yaa ALLAH, Mengapa Mereka Selalu Mengikutiku?“Wahai Adam, Karena Mereka Telah Tertarik Dengan Cahaya Keturunanmu Yang Telah Ada di Nabi Adam Memohon Agar ALLAH Memindahkan Cahaya Yang Ada Di Sulbinya itu ALLAH Meletakkan Cahaya Tersebut Di Antara Kedua Alis Nabi Dengan Segera Semua Malaikat Berada Di Hadapan Nabi Adam Heran Dengan Kelakuan Para Malaikat Yang Memandang Nabi Adam Kemudian Memohon Agar Diperkenankan Melihat Cahaya ALLAH SWT Menampakkan Cahaya Tersebut Pada Kuku Kedua Ibu Jari Nabi Nabi Adam AS Pun Heran Melihat Keindahan Cahaya Itu, Dan Berkata“Yaa ALLAH, Cahaya Siapakah Ini?”Kemudian ALLAH SWT Menjawab“Itu Adalah “NUUR Sayidina Muhammad”Wahai Adam“Kalau Tidak karena Nuur Sayidina Muhammad”,Maka Tidak Akan AKU Ciptakan Semua Ini”.Maka ALLAH Menyebutkan Keagungan-KeagunganNuur Sayidina Muhammad,Maka Nabi Adam Sangat Gembira Sekali Dengan Nuur Muhammad Yang Ada Pada Nabi Adam Mencium Jempolnya Dan Mengucapkan“Marhaban Bi Habibi Wa Qurrotul’aini”.Kemudian Diusapkan Cahaya Tersebut Di Kedua Kelopak MENCIUM DAN MENGUSAPKANNYA KE MATA SAAT ADZANSyaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Maghrabi Berkataوَرُوِيَ عَنْ الْخَضِرِ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ مَرْحَبًا بِحَبِيبِي وَقُرَّةِ عَيْنِي مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يُقَبِّلُ إبْهَامَيْهِ ، وَيَجْعَلُهُمَا عَلَى عَيْنَيْهِ لَمْ يَعْمَ ، وَلَمْ يَرْمَدْ أَبَدًامواهب الجليل في شرح مختصر الشيخ خليل – ج 3 / ص 355Diriwayatkan Dari Nabi Khidhir As. Bahwa Ia BerkataBarang siapa Yang Mendengar Bacaan Muadzin“Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”,Lalu Ia Berdo’a“Marhaban Bihabibiy Waqurrati Ainiy Muhammadibni Abdillah Saw.”,Lalu Mengecup Dua Jari Jempolnya Dan Diletakkan Diusapkan Ke Kedua Matanya, Maka Ia Tidak Akan Mengalami Buta Dan Sakit Mata Selamanya.” Mawahib Al-Jalil Syarh Mukhtashar Asy-Syaikh Khalil Juz 3 halaman 355berjuangbersamadanbersaudaraJawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan HafizhahullahWa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa tentang mengusap mata saat adzan tidak shahih menurut para As Sakhawiy mengatakanولا يصح في المرفوع من كل هذا شيءSemua ini sedikit pun tidak shahih secara marfu’ dari Nabi. Al Maqashid Al Hasanah, Hal. 606Imam Asy Syaukani mengatakanقال في التذكرة لا يصحDia berkata dalam At Tadzkirah tidak shahih. Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 20Syaikh Bakr Abu Zaid berkataالنفخ على الإبهامين ومسح العينين بهما جهالة ؛ لا أصل لهMeniup kedua jempol dan mengusapnya ke kedua mata adalah jahaalah tidak diketahui, dan tidak ada dasarnya. Tashhih Ad Du’a, Hal. 447Demikian. Wallahu A’lam.
- Ketika adzan berkumandang, setiap muslim yang mendengarkan dianjurkan menjawabnya dengan bacaan doa sesuai sunnah. Berikut ini doa mendengar adzan dan bacaan sendiri merupakan seruan bagi kaum muslim untuk menunaikan ibadah salat fardu. Panggilan azan dikumandangkan muazin dari masjid atau musala setiap memasuki waktu salat lima waktu. Berdasarkan sejarahnya, azan pertama kali disyariatkan kepada umat Islam pada 2 hijriah. Hal itu bermula ketika Nabi Muhammad mencari cara untuk memberitahukan pengingat waktu salat. Sebelumnya, setiap hari umat Islam selalu berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu salat. Ketika sudah masuk waktu salat, semua orang langsung salat begitu saja, tanpa penanda apa pun. Seiring meluasnya penyebaran Islam, banyak penganutnya yang tinggal jauh dari masjid, termasuk para sahabat nabi. Karenanya, beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi Muhammad agar membuat tanda waktu salat. Setelah melalui musyawarah bersama para sahabat nabi, diputuskanlah adanya bacaan tertentu sebagai pengingat waktu salat. Usulan ini disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam diskusi tersebut. Adapun lafal azan sendiri awalnya disampaikan oleh Abdullah bin Zaid. Ia mengusulkan bacaan azan kepada Nabi Muhammad setelah mendapat mimpi bertemu seseorang yang mengajarinya suatu bacaan dengan suara lantang. Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karenanya, beliau membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid. Rasulullah SAW berkata "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu karena dia memiliki suara yang amat lantang,” Abu Daud, Tirmidzi, Bukhari, Ahmad, dan Baihaqi.Baca juga Bilal bin Rabbah Bekas Budak yang Mengumandangkan Azan Pertama Khutbah Jumat Singkat Suara Adzan dan Keutamaan Mendengarkan Azan Adab Mendengarkan Suara Azan dan Bacaan untuk Menjawab Seruan Azan Doa Mendengar Adzan & Artinya Ketika mendengar azan, setiap muslim disunahkan menjawab setiap lafal yang diucapkan muazin. Dilansir NU Online, seorang ulama bernama Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, dalam kitabnya berjudul isâlatul Muâwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah Dar Al-Hawi, 1994 94, meriwayatkan petunjuk tentang bacaan yang sebaiknya diucapkan pada saat dan setelah adzan سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل "لا حول ولا قوة إلا بالله" وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم Artinya “Dan apabila Anda mendengar suara adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah. Demikian pula ketika mendengar seruannya اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” Shalat lebih baik dari pada tidur pada azan Subuh, ucapkanlah صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.” Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan. Selesai itu, bacalah shalawat untuk Nabi SAW.” Dari kutipan di atas dapat diuraikan urutan bacaan menjawab azan sebagai berikut1. Mengucapkan bacaan sama persis seperti yang dilafalkan muazin, segera setelah ia selesai mengumandangkan bacaan mulai dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ Allahu Akbar, Allahu Akbar lalu أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Asyhadu alla ilaha illallah dan أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Asyhadu alla ilaha illallah hingga أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ Asyhadu anna muhammadar rasulullah. Masing-masing bacaan tersebut diucapkan sebanyak 2 Ketika muazin selesai mengumandangkan حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ Hayya 'alasshalaah dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Hayya 'alal falaah, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.3. Ketika azan subuh, muazin menambahkan kedua bacaan di atas poin kedua dengan bacaan اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ Ash-shalatu khairun minan naum. Setelah muazin mengucapkan bacaan tersebut, jawablah dengan صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ Shadaqta wa bararta.Sebagai penutup azan, setelah muazin melontarkan bacaan اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ Allahu Akbar, Allahu Akbar dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Laa ilaahaa illallah, jawablah dengan bacaan yang sama persis. Doa Setelah Adzan Lengkap Setelah azan selesai berkumandang, umat muslim juga disunahkan untuk merapal doa tertentu. Berdasarkan hadis sahih Bukhari, seorang muslim yang mengucapkan doa setelah azan dijanjikan bakal mendapat syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti. Dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda "Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan dengan doa Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wabatshu maqāmam mahmūdanil ladzī waattah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat," Bukhari.Detail doa setelah azan adalah sebagai berikutاللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا Bacaan latinnya "Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti sayyidanā muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wabatshu maqāmam mahmūdanil ladzī waattah, innaka lā tukhliful mī’ād. Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā."Artinya, "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna dan shalat yang berdiri, berikanlah wasilah [tempat di surga] dan keutamaan kepada Nabi Muhammad saw. Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji [hak syafa’at] yang Kaujanjikan. Sungguh, Engkau tidak akan menyalahi janji. Tuhanku, ampunilah dosaku dan [dosa] kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku disebutkan pula dalam kitab Jami'ul Ahadits, terdapat doa khusus setelah azan magrib, yakni اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ Bacaan latinnya "Allahumma hadza iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âika faghfir lii"Artinya “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.” Setelah azan Subuh, umat muslim juga disunahkan merapal doa khusus. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Muin, halaman 280, berikut doanya اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي Bacaan latinnya "Allahumma hadza iqbâlu nahârika wa idbâru lailika wa ashwâtu du’âika faghfir lîArtinya “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”Baca juga Lafadz Bacaan Adzan Subuh Arab, Latin, dan Terjemahannya Bacaan Lafadz Adzan dan Iqomat Arab, Latin, serta Artinya - Pendidikan Penulis Abdul HadiEditor Iswara N Raditya
Antara Azan dan Iqomah, Waktu Terkabulnya Doa Bismillah, walhamdulillah was sholaatu was salam ala Rasulillah, waba’du. Ada hadis shahih yang menjelaskan bahwa saat-saat antara azan dan iqomah adalah waktu mustajab untuk berdoa. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا “Sungguh berdo’a antara adzan dan iqomah tidak tertolak, maka pergunakanlah untuk berdo’a.” HR. Ahmad. Memilih waktu yang tepat dalam berdoa, adalah diantara penyebab terkabulnya doa. Salah satu waktu tersebut adalah, antara azan dan iqomah; yakni *sesudah azan, sampai sebelum iqomat. *Lihat keterangan ini di Mengingat antara azan dan iqomah adalah waktu yang sangat terbatas, maka prioritaskanlah ibadah yang dianjurkan oleh dalil untuk dilakukan pada saat itu, seperti saat- saat antara azan dan iqomah, syariat menganjurkan berdoa dan sholat sunah rawatib. Bila waktu mencukupi, maka bisa dipergunakan untuk melakukan ibadah lain, seperti membaca Alquran dan yang lainnya. Inilah kaidah penting dalam beribadah, mendahulukan amalan ibadah yang terbatas waktunya daripada ibadah yang leluasa waktunya. Dengan mengetahui kaidah ini, insyaallah seorang akan proposional dalam beribadah kepada Allah. Syaikh Sulaiman bin Muhammad An-Najran menjelaskan dalam buku beliau “Al-Mufadholah Fil Ibadaat’’, أداء العبادات في وقتها المحدد مع حصول الكراهة بل مع الوقوع في المحظور أفضل وأولى من أدائها خارج وقتها مع انعدام الكراهة أو المحظور, لأن الوقت أهم الشروط في العبادات Menunaikan ibadah pada waktunya yang sudah ditentukan, meski bersamaan dengan itu harus menerjang yang makruh atau bahkan yang terlarang, adalah lebih afdhol dan lebih utama daripada menunaikannya di luar waktunya, meski tanpa terterjang tindakan yang makruh atau terlarang. Karena waktu adalah syarat terpenting dalam ibadah. Al-Mufadholah Fil Ibadaat, hal. 989 Terlebih bila tak harus menerjang yang makruh atau terlarang saat mengerjakan ibadah pada waktu yang ditentukan syariat, tentu lebih afdhol. Untuk Siapa Waktu Mustajab ini? Kesempatan mendapatkan waktu mustajab berdoa, saat antara azan dan iqomat ini berlaku untuk orang yang menunggu iqomat di masjid atau untuk umum? Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah nomor 127856 dijelaskan, والأصل عدم تقييد ذلك بمن كان داخل المسجد، فالحديث أخبر أن هذا الوقت من أوقات الإجابة فمن جمع شروط الدعاء المستجاب ودعا في هذا الوقت ترجى له الإجابة ـ سواء أكان داخل المسجد أم لا ـ وكذلك يستجاب للمرأة في بيتها إذا دعت في هذا الوقت Pada dasarnya hadis Anas bin Malik di atas tidak menunjukkan keutamaan ini hanya berlaku untuk yang berada di masjid saja. Hadis di atas mengabarkan bahwa inilah diantara waktu mustajab. Siapa yang terpenuhi syarat-syarat terijabahi doa, lalu dia berdoa pada waktu tersebut, maka diharapkan doanya terkabul. Baik dia sedang berada di masjid atau di luar masjid. Demikian doanya para wanita yang sholat di rumah juga terijabahi, bila ia berdoa pada waktu tersebut. Imam Syaukani menerangkan dalam “Nailul Author”, الحديث يدل على قبول مطلق الدعاء بين الأذان والإقامة وهو مقيد بما لم يكن فيه إثم أو قطيعة رحم، كما في الأحاديث الصحيحة Hadis tersebut menunjukkan terkabulnya doa secara umum yang dipanjatkan pada waktu itu yakni antara azan dan iqomat. Asal doa tidak mengandung unsur dosa atau memutus silaturahim, sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis shahih. Nailul Author, hal. 264, terbitan Baitul Afkar Ad-dauliyah. Meskipun demikian, orang-orang yang bersegera ke masjid kemudian menunggu iqomat, doanya lebih berpotensi terkabul, daripada yang berdoa di luar masjid. Hal ini mengingat faktor-faktor terijabahi doa berikut Pertama, faktor tempat. Doa yang dipanjatkan di tempat yang mulia seperti masjid, akan lebih terijabahi. Kedua, faktor waktu. Doa yang dipanjatkan di waktu mustajab seperti antara azan dan iqomat atau yang lainnya, akan lebih berpeluang terkabul daripada yang tidak. Ketiga, kondisi orang yang berdoa. Seperti berdoa saat sedang puasa, saat safar atau saat terdesak. Keempat, sifat doa. Seperti doa yang disertai asma-ul husna, doa-doa dari Al Quran / Hadis, atau doa yang tidak mengandung dosa. Orang yang berdoa saat antara azan dan iqomat, sementara dia duduk di dalam masjid menunggu dikumandangkan iqomat, setidaknya padanya terkumpul dua faktor terkabulnya doa, yaitu faktor tempat dan waktu. Sehingga doanya akan lebih berpeluang terkabul. Sebagai penitup, perlu kita ingat bahwa sebagian ulama menegaskan, kaum laki yang tidak sholat berjamaah di masjid tanpa uzur, tidak mendapatkan kesempatan mustajab ini. Wallahua’lam bis showab. Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc Pengasuh PP. Hamalatul Quran DIY Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK 🔍 Abu Lahab Adalah, Jatah Daging Untuk Yg Berkurban, Karma Membuang Kucing, Innalillahiwainnailaihirojiun Doa, Menghadapi Persalinan Menurut Islam, Arti Mimpi Melihat Hari Kiamat KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28
Yang Dibaca Nabi ketika Mendengar AdzanDoa Saat Azan dari Syekh Ali Jaber, Bisa Ampuni Dosa yang Lalu karena sepengetahuan saya ada 3 syarat doa terkabul dan salah satunya, menjawab lafaz “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaah”. Allaahu a’lam dengan bacaan yang Anda maksudkan, namun sebagian ulama menyebutkan sunatnya membaca bacaan khusus tatkala muazin usai membaca lafal azan “Asyhadu an laa ilaaha illallaah”, dan “Asyhadu anna muhammadan Rasulullaah”, sebagaimana yang disebutkan dalam HR Muslim 386 dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa yang mengucapkan bacaan -tatkala mendengar muazin- Para ulama tersebut menyatakan bahwa bacaan ini dibaca tatkala muazin usai mengumandangkan dua kalimat syahadat, tepat setelah lafaz “Asyhadu anna muhammadan Rasulullaah”. Yang Dibaca Nabi ketika Mendengar Adzan Karena itu, terdapat banyak ragam redaksi doa dan bacaan yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk umatnya ketika mendengar adzan. Dalam Kitâb al-Du’â, Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy w. 360 H mengumpulkan banyak doa atau bacaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika mendengar azan, lebih dari tiga puluh riwayat. Di sini hanya akan dicantumkan beberapa riwayat saja, sesuai dengan karakteristik teks dan kualitas sanadnya. “Barangsiapa yang berucap ketika mendengar adzan Asyhadu allâ ilaha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, radlîtu billâhi rabba wa bil-islâmi dîna wa bi-muhammadin nabiyya’ Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. “Dari Ummu Salamah, ia berkata Rasulullah mengajariku agar aku menucapkan doa ini ketika adzan maghrib “Allahumma hadzâ iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âtika faghfir lî” Ya Allah, ini adalah [saat di mana] malam-Mu datang, siang-Mu berlalu, dan lantunan doa kepada-Mu [dipanjatkan], maka ampunilah aku.” Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 162 Perbedaannya terletak pada bacaan, “lâ haula wa lâ quwwata illâ billahi” tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah ketika muazin sampai pada, “hayya alash shalâh, hayya alal falâh.” Riwayatnya adalah hadits hasan riwayat Imam Ahmad bin Hanbal Ketika muadzin berucap “Hayya alash shalâh, hayya alal falâh,” Nabi mengucapkan “Lâ haula wa lâ quwwata illâ billahi” tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.” Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 164 Takbir juga menegaskan bahwa tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat dibandingkan dengan keagungan Allah. Doa Saat Azan dari Syekh Ali Jaber, Bisa Ampuni Dosa yang Lalu Artinya “Doa antara azan dan iqamah tidak ditolak, maka berdoalah kamu,” HR Ahmad. Mendiang Syekh Ali Jaber pun membagikan salah satu lafal yang dapat diamalkan saat azan. Sebab banyak orang saat azan tapi cakap-cakap,” ungkap Syekh Ali Jaber, sebagaimana yang dilihat detikcom dalam channel YouTube Dakwah Elite, Senin 13/12/2021. Ulama kelahiran Madinah ini pun menjelaskan kapan waktu yang tepat membaca doa saat azan tersebut. Tepatnya setelah lafaz أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ, اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Kemudian, Syekh Ali Jaber juga menjelaskan jawaban tiap panggilan azan yang dilafalkan oleh muazin. Artinya “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin,” HR Bukhari dan Muslim. Adapun bacaan azan lengkap yang dilafalkan oleh muazin setiap mendekati waktu masuknya salat adalah sebagai berikut, Sebagai penutup, Syekh Ali Jaber menyebutkan keutamaan bagi umat muslim yang mengikuti muadzin hingga selesai. Newsletter Want more stuff like this? Get the best viral stories straight into your inbox!
Bismillah. Ustadz, apa yang harus kita jawab ketika adzan pas “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaah”? karena sepengetahuan saya ada 3 syarat doa terkabul dan salah satunya, menjawab lafaz “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaah”. Syukron. Hilya –Makassar. Jawaban Allaahu a’lam dengan bacaan yang Anda maksudkan, namun sebagian ulama menyebutkan sunatnya membaca bacaan khusus tatkala muazin usai membaca lafal azan “Asyhadu an laa ilaaha illallaah”, dan “Asyhadu anna muhammadan Rasulullaah”, sebagaimana yang disebutkan dalam HR Muslim 386 dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa yang mengucapkan bacaan -tatkala mendengar muazin- أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله رضيت بالله ربا وبمحمد رسولا وبالإسلام دينا Asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, wa anna Muhammadan abduhu wa rasuuluhu, radhiitu billaahi rabban, wa bi muhammdin rasuulan, wa bil-islaami diina; maka dosa-dosanya akan terampuni”. Para ulama tersebut menyatakan bahwa bacaan ini dibaca tatkala muazin usai mengumandangkan dua kalimat syahadat, tepat setelah lafaz “Asyhadu anna muhammadan Rasulullaah”. Lihat Al-Majmu’ –Imam Nawawi; 2/87-88 , Syarh al-Mumti’- Ibnul-Utsaimin 2/86, Liqa’ al-Baab al-Maftuuh –Ibnul-Utsaimin liqa’ 156/26, dan Al-Masaail al-Muhimmah fil-Adzaan wal-Iqaamah- al-Tharifi; 108. Namun ulama yang lain juga menyebutkan bahwa bacaan ini hendaknya dibaca setelah muazin selesai mengumandangkan azan secara keseluruhan, yakni dibaca beserta doa setelah azan yang biasa dibaca setelah muazin mengucapkan lafal azan terakhir “Laa ilaaha illallaah”. lihat Tuhfatul-Ahwadzi 1/529. Kesimpulannya Inilah salah satu doa yang diucapkan saat azan, kapan seseorang membacanya tatkala azan baik ketika muazin usai membaca dua kalimat syahadat atau setelah selesai mengumandangkan azan, maka semua tetap disunahkan, insya Allah. Adapun pernyataan bahwa bacaan tersebut merupakan salah satu dari 3 syarat terkabulnya doa, maka tidak benar, karena tidak adanya dalil yang menunjukkan hal tersebut, hanya saja, siapa yang mengamalkannya tentu telah menambah ketaatan dan ibadah kepada Allah, yang bisa menjadi salah satu penguat untuk mustajabnya doa, bukan syarat mustajabnya, wallaahu a’lam. Dijawab Oleh Ustadz Maulana La Eda Lc Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah, saat ini menempuh S2 di fakultas yg sama ————– Buat anda yang ingin konsultasi masalah agama islam, silahkan ke ➡
doa ketika adzan asyhadu anna muhammadarrasulullah